Selasa, 21 Januari 2014

Laporan Tutorial : Sumber Daya Manusia Kesehatan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Salah satu aspek penting dalam pembangunan kesehatan di Indonesia adalah tersedianya sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan (SDM Kesehatan) merupakan tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan. Pendidikan, dan pelatihan, serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang kesehatan, berpendidikan formal kesehatan atau tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan. Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya kesehatan yang meliputi promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif adalah sangat penting. Tenaga kesehatan harus mampu mengajak, memotivasi dan memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerjasama lintas sektoral, mampu mengelola system pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, mampu menjadi pemimpin, pelopor, pembinaan dan teladan hidup sehat.

1.2  Rumusan Masalah
1       Apakah definisi dari Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan?
2       Apakah ada Perbedaan Kualitas Kerja antara Lulusan S1 dan D3 di Bidang Kesehatan?
3       Aspek – aspek apa saja yang digunakan untuk Penilaian Sumber Daya Manusia Kesehatan?
4       Apa saja hambatan-hambatan yang mungkin timbul dari Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan
5       Bagaimanakah Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan?
1.3  Tujuan Masalah
1       Mampu menjelaskan definisi dari Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
2       Mampu menjelaskan Perbedaan Kualitas Kerja antara Lulusan S1 dan D3 di Bidang Kesehatan
3       Mampu menjelaskan Aspek – Aspek Penilaian Sumber Daya Manusia Kesehatan
4       Mampu menjelaskan Hambatan-Hambatan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan
5       Mampu menjelaskan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan













BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Definisi Sumber Daya Manusia Kesehatan
Berdasarkan World Health Organization ( WHO ), Sumber Daya Manusia Kesehatan adalah semua orang yang kegiatan pokoknya ditujukan untuk meningkatkan kesehatan. Mereka terdiri atas orang – orang yang memberikan pelayanan kesehatan seperti dokter,  perawat, apoteker, manajemen, serta tenaga dukungan seperti bagian keuangan, sopir ambulance, dsb. WHO memperkirakan terdapat 59, 8 juta tenaga kesehatan didunia dan dari jumlah tenaga kesehatan 39,5 juta atau dua pertiga dan sepertiganya 19,8 juta  merupakan tenaga pendukung.
Definisi lain dari tenaga kesehatan ini ialah setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan, serta memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang melalui pendidikan dibidang keehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan keweangan untuk melakukan upaya dibidang kesehatan. Ditetapkan bahwa tenaga kesehatan terdiri atas tenaga medis ( dokter dan dokter gigi ), tenaga keperawatan ( perawat dan bidan ), tenaga kefarmasian ( apoteker, analisis, farmasi dan anlisis apoteker ), tenaga kesehatan masyarakat ( epidemiolog kesehatan, enthomolog kesehatan, penyuluh kesehatan , mikrobiolog kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian ), tenaga gizi ( nutrisionis dan defisionis ), tenaga keterapian ( fisioterapi ) serta tenaga ketekhnisian medis ( tekhnisi gigi, radiographer, dll ).
SDM kesehatan menurut SKN tahun 2009 adalah tenaga kesehatan profesi termasuk tenaga kesehatan strategis, dan tenaga kesehatan non – profesi , serta tenaga pendukung atau penunjang kesehatan , yang ter;libat dan bekerja serta mengabdikan dirinya dalam upaya dan manajemen kesehatan. Unsure – unsure Sumber Daya Manusia Kesehatan meliputi SDM kesehatan itu sendiri, sumber daya pengembangan dan pembertdayaan SDM kesehatan,  serta penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan SDM  kesehatan.
Dari beberpa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tenaga kesehatan adalh setiap orang yang memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal yang mendedikasikan diri dalam berabagai upaya yang bertujuan mencegah, mempertahankan, serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2.2  Perbedaan Kualitas Kerja antara Lulusan S1 dan D3 di Bidang Kesehatan
Secara garis besar perbedaan kualitas kerja antara lulusan S1 dan D3 dapat tergambarkan melalui table perbedaan dibawah ini
Tabel Perbedaan
Lulusan Diploma 3
Lulusan Strata 1
·       Lebih banyak mempelajari skill kerja di bidang kesehatan .
·       Teori yang biberikan hanya 40 % sedangkan untuk juga praktikum  60 %
·       Banyak pengenalan – pengenalan imu – ilmu dasar tentang kesehatan di  bidang akademik yang tidak diajarkan
·       Lebih banyak dilatih ketrempilan mejadi praktisi sehingga lulusan D3 ini diharapkan siap kerja karena seudah memiliki keahlian




·       Pembekalan praktik lebih banyak





·       Oriantasi lebih ke manajemen penanganan pasien yang membutuhkan keterampilan
·       Lebih banyak mempelarai pengetahuan – pengetahuan di  bidang kesehatan
·       Teori yang diberikan lebih banyak yakni 60 % dan praktikum hanya 40 %
·       Mempelajaripengenalan ilmu ilmu dasar di bidang kesehatan

·       Lebih diarahkan ke bidang riset dan disiapkan untuk melanjutkan ke bidang yang lebih tinggi sampai jenjang akademis doctor à dilatih untuk untuk menjadi akademisi, ahli, dll.

·       Mendapatkan pendalaman teori yang kuat dan memilikin kemampuan anal;isis mendalam sehingga cara berpikir lebih sistematis serta lebih kritis

·       Orientasi lebih ke manajemen pengembangan dan perencanaan kesehatan.

Namun hal ini tidak bias dijadikan acuan untuk menetapkan bahwa lulusan S1 lebih baik daripada luluan D3 atau bahkan sebaliknya karena kualitas kerja yang dimilki akan lebih bagus jika memang sesuai dengan bidangnya. Biasanya lulusan D3 yang melanjutkan ke jenjang strata 1 akan lebih memiliki kualitas kerja yang bagus karena selain dibekali dengan kemampuan praktek juga teori.


2.3  Aspek – Aspek Penilaian Sumber Daya Manusia Kesehatan
Aspek penilaian dilihat dari segi attitude, skill, ability dan knowledge
·       Attitude
Attitude merupakan sikap, tingkah lau atau perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan ataupun berkomunikasi dengan orang lain. Attitude ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari – hari . seseorang yang bersikap sopan santun belum tentu memiliki attitude yang bagus, sebaliknya seseoramng yang memilki attitude yang tinggi belum tentu juga memilki sopan santun. Sehingga diperlukan keseimbnagan antara attitude dan sopan santun agar setiap manusai bisa menjadi manusia yang bermoral baik.
Attitude bekerja dengan hati nurani. Apabila attitude diterapkan pada kehidupan sehari-hari, kita mendapatkan tanggung jawab yang besar akan hasil dan menimbulkan pengaruhnya kepada masyarakat. Sama halnya dengan IQ dan EQ. Keduanya mesti seimbang, apabila salah satu lebih besar akan berakibat buruk.
Melalui pemahamn attitude diatas kita ketahui bahwa penilaian kulitas Sumber Daya Manusi Kesehatan dapat kita nilai dari tingkat kedisiplinan dalam bekerja, misalnya : seorang dokter gigi yang sering mengabaikan tugasnya atau sering melimpahkan tugasnya kepada perawat tanpa alasan yang jelas ataupun dokter gigi yang sering absen pada saat jam kerja serta dokter gigiyang sering menunda – nunda untuk menyelasikan tugas – tigas yang dimilki  merupakan ciri dokter gigi yang tidak disiplin baik disiplin waktu maupun pekerjaan.
Penilaian dari segi attitude ini juga dapat dilihat dari cara dan bagaiman seorang dokter gigi tersebut bekerja, misalnya dokter gigi yang bekerja secara rapi dan bersih  juga menunjukkan bahwa seorang dokter gigi memiliki attitude yang bagus dalam bekerja. Penilaian attitude ini juga dapat dilihat dari ketaatan dokter gigi terhadap peraturan sehingga dokter gigi gigitresbut tidak akan menyalahkan wewenang yang ada, tidak adanya laporan negative dari masayarat ataupun pegawai yang lain dalam khususnya dalam satu lingkungan kerja.

·       Skill
Secara garis besar skill ini sama dengan keahlian. Namun secara teoritis skill meraupakan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang sifatnya spesifik, focus, namun dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untuk mempelajarinya dan dapat dibuktikan. Skill apapun dapat dipelajari namun membutuhkan dedikasi yang kuat untuk mempelajari ilmu tersebut seperti perlunya mental positif, semangat motivasi, waktu dan terkadang uang.
Skill ini sendiri terbagi menjadi dua yakni konseptual skill dan technical skill. Konseptiual skill merupakan kemampuan dalam mengolah informasi ataupun pengetahuan, sedangkan technical skill merupakan keterampilan dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas tugas.
Penilaian kualitas kerja berdsarklan skill ini dapat dilihat dari waktu yang diperlukan seorang dokter atau dokter gigi dalam menyelesaikan tugas – tugasnya, misalnya : seorang dokter gigi yang mampu melakukan perawatan kepada pasien dalam waktu yang lebih singkat dan dengan hasil yang memuaskan menunjukkan bahwa dokter gigitersebut mempunyai skill yang cukup tinggi di bidang perawatan terhadap pasien. Tinggi rendahnya skil ini jug dapat dilihat dari masa kerja dokter gigi tersebut karena sokter gigi yang memliki masa kerja dalam menangani pasien lebih lama kemungkinan memilki skill yang lebih bagus daripda dokter gigi yang masa kerjanya lebih pendek karena dokter tersebut telah terlatih kemampuannya dalam menagani pasien.
·          Ability
Pengertian ability sama dengan kemampuan yakni kecakapan atau potensi seseorang untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaa. Dengan kata lain ability ini merupakan suatu penilaian atas tindakan seseorang. Sama halnya dengan skill ability ini juga dibagi menjadi secara garis besar yakni ability of intellectual dan ability of physic. Ability of intelektuan atau kemapuan intelektual merupakan kemampuan nerpikir, nlar, dan memecahakan masalah. Ability of physic merupakan kekuatan ataupun stamina yang dimiliki seseorang dlam menyelesaikan tugas.
Penilaian yang ditinjau darti aspek ability dapat dilihat dari penyelesain terhadap tugas yang diberikan dan hasil dari penyelesaian tugasnya merupakan tolak ukur dari kemampuan yang dimilliki.


·       Knowledge
Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan pancaindra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki manusia dengan realitas yang ada pada objek.
Tingggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki seseoarang dapat dinilai melalui tes wawancara tentang kesehatan untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan yang dimilki di bidang kesehatan. Bisa juga dengan cara memberikan soal – soal dengan cara member jawaban yang paling benar. Masa kerja yang lebih lama juga memungkinkan seseorang memilki ilmu yang lebih bnyak karena informasi yang diperoleh juga lebih banyak. Seseorang yang sering mengikuti berbagasi macm seminar juga memungkinkan seseorang tersebut memiliki knowledge yang lebih banyak.


2.4  Hambatan dari Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Permasalah dibidang pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan ini cukup banyak.  SKN tahun 2009 telah mengidentifikasi permasalahan strategis SDM kesehatan yang dihadapi saat ini dan kedepan yaitu :
a.      Pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan belum dapat memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia untuk pemangunan kesehatan.
b.     Perencanaan kebijakan dan program Sumber Daya Manusia Kesehatan masih lemah dan belum didukung system informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan yang memadai.
c.      Masih kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan berbagai jenis Sumber Daya Manusia Kesehatan. Kualitas hasil pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatandan pelatihan kesehatan pada umumnya masih belum memamadai.
d.     Daya pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, pemertaan Sumber Daya Manusia Kesehatan berkualitas masih kurang. Pengembangan karier, system penghargaan dan sanksi belum sebagaimana mestinya. Regulasi untuk mendukung S Sumber Daya Manusia Kesehatan kesehatan masih terbatas.
e.      Pembinaan dan pengawasan Sumber Daya Manusia Kesehatandan dukungan Sumber Daya Manusia Kesehatan masih kurang.
Selain permasalah diatas, berbagai permasalahn umum dalam Sumber Daya Manusia Kesehatan di Indonesia antara lain
a.      Lemahnya kebijakan tentang Sumber Daya Manusia Kesehatandan implementasinya.
b.     Kurangnya kuantitas dan kualitas v
c.      Rendahnya mutu dan jumlah pendidikan dan pelatihan untuk Sumber Daya Manusia Kesehatan
d.     Kuranmgnya akses terhadap sumber pengetahuan dan infornasi
e.      Rendahnya motivasi kerja
f.      Lemahnya pembinanaan terhadap Sumber Daya Manusia Kesehatan
Adanya sanksi yang kurang tegas dari atasan.

2.5  Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Perencanaan tidak terkepas dari aktivitas individu maupun organisasi. Pada organisasi yang berskala besar maupun kecil, perencanaan merupakan hasil dari pengembangan organisasi tersebut. Semakin besar suatu organisasi, maka semakin kompleks pula tugas perencanaan yang harus dilakukan. Dalam perencanaan, kita dituntut untuk mennetukan tindakan masa depan yang tepat dengan menyediakan alternative pilihan melalui suatu proses. Setidaknya kita sudah memilki gambran arah pengembangan atau target organisasi yang kita ikuti. Setelah itu kita tentukan pilihan tindakan yang akan kita lakukan dengan menyediakan rasional dari masing – masing pilihan tersebut.
Perencanaan di bidang kesehatan menurut Green. A 1999 terbagi menjadi dua yaitu :
a.   Perencanaan aktivitas
Merupakan perencanaan yang berhubugan denganpengaturan jadwal dan kerangka kerja yang bisa dimonitor untuk implementasi sebelum aktivitas dilakukan.
b.   Perencanaan Alokatif
Merupakan perencanaan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan tentang bagaiman seharusnya sumber daya dialokasikan. Perenacanaan  alokatif sangat sering dipakai di bidang kesehatan. Komponen terpenting dari perencanaan alokatif tersebut ialah
a)     Kemana kita akan pergi ? ( tujuan dari pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan )
b)     Dengan apa ? ( sumber daya apa saja yang digunakan untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia Kesehatan )
c)     Bagaimana ? ( implementasinya sesuai dan efisien )
d)     Kapan? ( kapan pengembangan kesehatan dimulai dan kapan tercipta Sumber Daya Manusia Kesehatan yang berkualitas
e)     Tingkat formalisasi dari proses ( jelas, sistematis, dan sesuai metode ) dari proses.
 




BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
           Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan:
1.    Sumber Daya Manusia Kesehatan adalah semua orang yang kegiatan pokoknya ditujukan untuk meningkatkan kesehatan. Mereka terdiri atas orang – orang yang memberikan pelayanan kesehatan seperti dokter,  perawat, apoteker, manajemen, serta tenaga dukungan seperti bagian keuangan, sopir ambulance, dsb.
2.   Secara garis besar perbedaan kualitas kerja antara lulusan S1 dan D3 dapat tergambarkan melalui table perbedaan dibawah ini
Tabel Perbedaan
Lulusan Diploma 3
Lulusan Strata 1
·       Lebih banyak mempelajari skill kerja di bidang kesehatan .
·       Teori yang biberikan hanya 40 % sedangkan untuk juga praktikum  60 %
·       Banyak pengenalan – pengenalan imu – ilmu dasar tentang kesehatan di  bidang akademik yang tidak diajarkan
·       Lebih banyak dilatih ketrempilan mejadi praktisi sehingga lulusan D3 ini diharapkan siap kerja karena seudah memiliki keahlian




·       Pembekalan praktik lebih banyak





·       Oriantasi lebih ke manajemen penanganan pasien yang membutuhkan keterampilan
·       Lebih banyak mempelarai pengetahuan – pengetahuan di  bidang kesehatan
·       Teori yang diberikan lebih banyak yakni 60 % dan praktikum hanya 40 %
·       Mempelajaripengenalan ilmu ilmu dasar di bidang kesehatan

·       Lebih diarahkan ke bidang riset dan disiapkan untuk melanjutkan ke bidang yang lebih tinggi sampai jenjang akademis doctor à dilatih untuk untuk menjadi akademisi, ahli, dll.

·       Mendapatkan pendalaman teori yang kuat dan memilikin kemampuan anal;isis mendalam sehingga cara berpikir lebih sistematis serta lebih kritis

·       Orientasi lebih ke manajemen pengembangan dan perencanaan kesehatan.

3.     Aspek penilaian dilihat dari segi attitude, skill, ability dan knowledge
·       Attitude
Attitude merupakan sikap, tingkah lau atau perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan ataupun berkomunikasi dengan orang lain. Attitude ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari – hari . seseorang yang bersikap sopan santun belum tentu memiliki attitude yang bagus, sebaliknya seseoramng yang memilki attitude yang tinggi belum tentu juga memilki sopan santun. Sehingga diperlukan keseimbnagan antara attitude dan sopan santun agar setiap manusai bisa menjadi manusia yang bermoral baik.



·       Skill
Secara garis besar skill ini sama dengan keahlian. Namun secara teoritis skill meraupakan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang sifatnya spesifik, focus, namun dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untuk mempelajarinya dan dapat dibuktikan. Skill apapun dapat dipelajari namun membutuhkan dedikasi yang kuat untuk mempelajari ilmu tersebut seperti perlunya mental positif, semangat motivasi, waktu dan terkadang uang.

·          Ability
Pengertian ability sama dengan kemampuan yakni kecakapan atau potensi seseorang untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaa. Dengan kata lain ability ini merupakan suatu penilaian atas tindakan seseorang. Sama halnya dengan skill ability ini juga dibagi menjadi secara garis besar yakni ability of intellectual dan ability of physic. Ability of intelektuan atau kemapuan intelektual merupakan kemampuan nerpikir, nlar, dan memecahakan masalah. Ability of physic merupakan kekuatan ataupun stamina yang dimiliki seseorang dlam menyelesaikan tugas.
Penilaian yang ditinjau darti aspek ability dapat dilihat dari penyelesain terhadap tugas yang diberikan dan hasil dari penyelesaian tugasnya merupakan tolak ukur dari kemampuan yang dimilliki.

·       Knowledge
Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan pancaindra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki manusia dengan realitas yang ada pada objek. Tingggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki seseoarang dapat dinilai melalui tes wawancara tentang kesehatan untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan yang dimilki di bidang kesehatan. Bisa juga dengan cara memberikan soal – soal dengan cara member jawaban yang paling benar. Masa kerja yang lebih lama juga memungkinkan seseorang memilki ilmu yang lebih bnyak karena informasi yang diperoleh juga lebih banyak. Seseorang yang sering mengikuti berbagasi macm seminar juga memungkinkan seseorang tersebut memiliki knowledge yang lebih banyak
4.     Permasalah dibidang pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan ini cukup banyak.  SKN tahun 2009 telah mengidentifikasi permasalahan strategis SDM kesehatan yang dihadapi saat ini dan kedepan yaitu :
a.      Pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan belum dapat memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia untuk pemangunan kesehatan.
b.     Perencanaan kebijakan dan program Sumber Daya Manusia Kesehatan masih lemah dan belum didukung system informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan yang memadai.
c.      Masih kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan berbagai jenis Sumber Daya Manusia Kesehatan. Kualitas hasil pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatandan pelatihan kesehatan pada umumnya masih belum memamadai.
d.     Daya pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, pemertaan Sumber Daya Manusia Kesehatan berkualitas masih kurang. Pengembangan karier, system penghargaan dan sanksi belum sebagaimana mestinya. Regulasi untuk mendukung S Sumber Daya Manusia Kesehatan kesehatan masih terbatas.
Pembinaan dan pengawasan Sumber Daya Manusia Kesehatandan dukungan Sumber Daya Manusia Kesehatan masih kurang.

5.   Perencanaan di bidang kesehatan menurut Green. A 1999 terbagi menjadi dua yaitu :
a.   Perencanaan aktivitas
      Merupakan perencanaan yang berhubugan denganpengaturan jadwal dan kerangka kerja yang bisa dimonitor untuk implementasi sebelum aktivitas dilakukan.
b.   Perencanaan Alokatif
             Merupakan perencanaan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan tentang bagaiman seharusnya sumber daya dialokasikan. Perenacanaan  alokatif sangat sering dipakai di bidang kesehatan
3.2 Saran
           Penyusunan kebutuhan SDM kesehatan mutlak dalam konteks penyusunan pengembangan SDM, namun perlu memperhatikan kekuatan dan kelemahannya. Metode penyusunan rencana kebutuhan SDM kesehatan harus mempertimbangkan skill,ability,knowledge,attitude dari petugas kesehatan dalam upaya pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas.








DAFTAR PUSTAKA
1.     Hasibuan, Malayu. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ed.6. Bumi Aksara : Jakarta
2.     Kurniati, Ana dan Ferry Effendi. 2012 . Kajian SDM Kesehatan di Indonesia. Salemba Medika : Jakarta Selatan
Astiena, dr. Adila Kasni, MARS . 2009 . Materi Kuliah Sumber Daya Manusia Kesehatan.  Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.

2 komentar: