BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu aspek penting dalam
pembangunan kesehatan di Indonesia adalah tersedianya sumber daya manusia (SDM)
tenaga kesehatan. Sumber daya manusia
kesehatan (SDM Kesehatan) merupakan tatanan yang menghimpun berbagai upaya
perencanaan. Pendidikan, dan pelatihan, serta pendayagunaan tenaga kesehatan
secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya. Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara
aktif dan profesional di bidang kesehatan, berpendidikan formal kesehatan atau
tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan. Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan
dalam upaya kesehatan yang meliputi promotif,preventif,kuratif dan
rehabilitatif adalah sangat penting. Tenaga kesehatan harus mampu mengajak,
memotivasi dan memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerjasama lintas
sektoral, mampu mengelola system pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif,
mampu menjadi pemimpin, pelopor, pembinaan dan teladan hidup sehat.
1.2 Rumusan Masalah
1 Apakah definisi dari Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan?
2 Apakah ada Perbedaan Kualitas
Kerja antara Lulusan S1 dan D3 di Bidang Kesehatan?
3 Aspek
– aspek apa saja yang digunakan untuk Penilaian
Sumber Daya Manusia Kesehatan?
4 Apa saja hambatan-hambatan yang mungkin timbul
dari Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan
5 Bagaimanakah Perencanaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan?
1.3 Tujuan Masalah
1 Mampu menjelaskan definisi dari Sumber Daya Manusia (SDM)
Kesehatan
2 Mampu menjelaskan Perbedaan
Kualitas Kerja antara Lulusan S1 dan D3 di Bidang Kesehatan
3 Mampu menjelaskan Aspek
– Aspek Penilaian Sumber Daya
Manusia Kesehatan
4 Mampu menjelaskan Hambatan-Hambatan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kesehatan
5 Mampu menjelaskan Perencanaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Sumber Daya Manusia Kesehatan
Berdasarkan
World Health Organization ( WHO ), Sumber Daya
Manusia Kesehatan adalah
semua orang yang kegiatan pokoknya ditujukan untuk meningkatkan kesehatan.
Mereka terdiri atas orang – orang yang memberikan pelayanan kesehatan seperti
dokter, perawat, apoteker, manajemen,
serta tenaga dukungan seperti bagian keuangan, sopir ambulance, dsb. WHO
memperkirakan terdapat 59, 8 juta tenaga kesehatan didunia dan dari jumlah
tenaga kesehatan 39,5 juta atau dua pertiga dan sepertiganya 19,8 juta merupakan tenaga pendukung.
Definisi
lain dari tenaga kesehatan ini ialah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
kesehatan, serta memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang melalui
pendidikan dibidang keehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan keweangan
untuk melakukan upaya dibidang kesehatan. Ditetapkan bahwa tenaga kesehatan
terdiri atas tenaga medis ( dokter dan dokter gigi ), tenaga keperawatan (
perawat dan bidan ), tenaga kefarmasian ( apoteker, analisis, farmasi dan
anlisis apoteker ), tenaga kesehatan masyarakat ( epidemiolog kesehatan,
enthomolog kesehatan, penyuluh kesehatan , mikrobiolog kesehatan, administrator
kesehatan dan sanitarian ), tenaga gizi ( nutrisionis dan defisionis ), tenaga
keterapian ( fisioterapi ) serta tenaga ketekhnisian medis ( tekhnisi gigi,
radiographer, dll ).
SDM
kesehatan menurut SKN tahun 2009 adalah tenaga kesehatan profesi termasuk
tenaga kesehatan strategis, dan tenaga kesehatan non – profesi , serta tenaga
pendukung atau penunjang kesehatan , yang ter;libat dan bekerja serta
mengabdikan dirinya dalam upaya dan manajemen kesehatan. Unsure – unsure Sumber
Daya Manusia Kesehatan meliputi SDM kesehatan itu sendiri, sumber daya
pengembangan dan pembertdayaan SDM kesehatan,
serta penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan.
Dari beberpa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa tenaga kesehatan adalh setiap orang yang memperoleh
pendidikan baik formal maupun non formal yang mendedikasikan diri dalam
berabagai upaya yang bertujuan mencegah, mempertahankan, serta meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
2.2 Perbedaan
Kualitas Kerja antara Lulusan S1 dan D3 di Bidang Kesehatan
Secara
garis besar perbedaan kualitas kerja antara lulusan S1 dan D3 dapat
tergambarkan melalui table perbedaan dibawah ini
Tabel
Perbedaan
|
|
Lulusan
Diploma 3
|
Lulusan
Strata 1
|
·
Lebih banyak
mempelajari skill kerja di bidang kesehatan .
·
Teori yang biberikan
hanya 40 % sedangkan untuk juga praktikum
60 %
·
Banyak pengenalan –
pengenalan imu – ilmu dasar tentang kesehatan di bidang akademik yang tidak diajarkan
·
Lebih banyak dilatih ketrempilan
mejadi praktisi sehingga lulusan D3 ini diharapkan siap kerja karena seudah
memiliki keahlian
·
Pembekalan praktik
lebih banyak
·
Oriantasi lebih ke
manajemen penanganan pasien yang membutuhkan keterampilan
|
·
Lebih banyak
mempelarai pengetahuan – pengetahuan di
bidang kesehatan
·
Teori yang diberikan
lebih banyak yakni 60 % dan praktikum hanya 40 %
·
Mempelajaripengenalan
ilmu ilmu dasar di bidang kesehatan
·
Lebih diarahkan ke
bidang riset dan disiapkan untuk melanjutkan ke bidang yang lebih tinggi
sampai jenjang akademis doctor à
dilatih untuk untuk menjadi akademisi, ahli, dll.
·
Mendapatkan
pendalaman teori yang kuat dan memilikin kemampuan anal;isis mendalam
sehingga cara berpikir lebih sistematis serta lebih kritis
·
Orientasi lebih ke
manajemen pengembangan dan perencanaan kesehatan.
|
Namun hal ini
tidak bias dijadikan acuan untuk menetapkan bahwa lulusan S1 lebih baik
daripada luluan D3 atau bahkan sebaliknya karena kualitas kerja yang dimilki
akan lebih bagus jika memang sesuai dengan bidangnya. Biasanya lulusan D3 yang
melanjutkan ke jenjang strata 1 akan lebih memiliki kualitas kerja yang bagus
karena selain dibekali dengan kemampuan praktek juga teori.
2.3 Aspek
– Aspek Penilaian Sumber Daya Manusia Kesehatan
Aspek penilaian
dilihat dari segi attitude, skill, ability dan knowledge
·
Attitude
Attitude
merupakan sikap, tingkah lau atau perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungan ataupun berkomunikasi dengan orang lain. Attitude ini sangat
diperlukan dalam kehidupan sehari – hari . seseorang yang bersikap sopan santun
belum tentu memiliki attitude yang bagus, sebaliknya seseoramng yang memilki
attitude yang tinggi belum tentu juga memilki sopan santun. Sehingga diperlukan
keseimbnagan antara attitude dan sopan santun agar setiap manusai bisa menjadi
manusia yang bermoral baik.
Attitude
bekerja dengan hati nurani. Apabila attitude diterapkan pada kehidupan
sehari-hari, kita mendapatkan tanggung jawab yang besar akan hasil dan
menimbulkan pengaruhnya kepada masyarakat. Sama halnya dengan IQ dan EQ.
Keduanya mesti seimbang, apabila salah satu lebih besar akan berakibat buruk.
Melalui
pemahamn attitude diatas kita ketahui bahwa penilaian kulitas Sumber Daya
Manusi Kesehatan dapat kita nilai dari tingkat kedisiplinan dalam bekerja,
misalnya : seorang dokter gigi yang sering mengabaikan tugasnya atau sering
melimpahkan tugasnya kepada perawat tanpa alasan yang jelas ataupun dokter gigi
yang sering absen pada saat jam kerja serta dokter gigiyang sering menunda –
nunda untuk menyelasikan tugas – tigas yang dimilki merupakan ciri dokter gigi yang tidak
disiplin baik disiplin waktu maupun pekerjaan.
Penilaian
dari segi attitude ini juga dapat dilihat dari cara dan bagaiman seorang dokter
gigi tersebut bekerja, misalnya dokter gigi yang bekerja secara rapi dan
bersih juga menunjukkan bahwa seorang
dokter gigi memiliki attitude yang bagus dalam bekerja. Penilaian attitude ini
juga dapat dilihat dari ketaatan dokter gigi terhadap peraturan sehingga dokter
gigi gigitresbut tidak akan menyalahkan wewenang yang ada, tidak adanya laporan
negative dari masayarat ataupun pegawai yang lain dalam khususnya dalam satu
lingkungan kerja.
·
Skill
Secara
garis besar skill ini sama dengan keahlian. Namun secara teoritis skill
meraupakan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang sifatnya spesifik,
focus, namun dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untuk mempelajarinya dan
dapat dibuktikan. Skill apapun
dapat dipelajari namun membutuhkan dedikasi yang kuat untuk mempelajari ilmu
tersebut seperti perlunya mental positif, semangat motivasi, waktu dan terkadang
uang.
Skill
ini sendiri terbagi menjadi dua yakni konseptual skill dan technical skill.
Konseptiual skill merupakan kemampuan dalam mengolah informasi ataupun
pengetahuan, sedangkan technical skill merupakan keterampilan dalam
melaksanakan dan menyelesaikan tugas tugas.
Penilaian
kualitas kerja berdsarklan skill ini dapat dilihat dari waktu yang diperlukan
seorang dokter atau dokter gigi dalam menyelesaikan tugas – tugasnya, misalnya
: seorang dokter gigi yang mampu melakukan perawatan kepada pasien dalam waktu
yang lebih singkat dan dengan hasil yang memuaskan menunjukkan bahwa dokter
gigitersebut mempunyai skill yang cukup tinggi di bidang perawatan terhadap
pasien. Tinggi rendahnya skil ini jug dapat dilihat dari masa kerja dokter gigi
tersebut karena sokter gigi yang memliki masa kerja dalam menangani pasien
lebih lama kemungkinan memilki skill yang lebih bagus daripda dokter gigi yang
masa kerjanya lebih pendek karena dokter tersebut telah terlatih kemampuannya
dalam menagani pasien.
·
Ability
Pengertian
ability sama dengan kemampuan yakni kecakapan atau potensi seseorang untuk
menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu
pekerjaa. Dengan kata lain ability ini merupakan suatu penilaian atas tindakan
seseorang. Sama halnya dengan skill ability ini juga dibagi menjadi secara
garis besar yakni ability of intellectual dan ability of physic. Ability of
intelektuan atau kemapuan intelektual merupakan kemampuan nerpikir, nlar, dan
memecahakan masalah. Ability of physic merupakan kekuatan ataupun stamina yang
dimiliki seseorang dlam menyelesaikan tugas.
Penilaian
yang ditinjau darti aspek ability dapat dilihat dari penyelesain terhadap tugas
yang diberikan dan hasil dari penyelesaian tugasnya merupakan tolak ukur dari
kemampuan yang dimilliki.
·
Knowledge
Pengetahuan (knowledge) adalah
sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan pancaindra, dan
diolah oleh akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan bersifat
spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaian antara
pengetahuan yang dimiliki manusia dengan realitas yang ada pada objek.
Tingggi
rendahnya pengetahuan yang dimiliki seseoarang dapat dinilai melalui tes
wawancara tentang kesehatan untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan yang dimilki
di bidang kesehatan. Bisa juga dengan cara memberikan soal – soal dengan cara
member jawaban yang paling benar. Masa kerja yang lebih lama juga memungkinkan
seseorang memilki ilmu yang lebih bnyak karena informasi yang diperoleh juga
lebih banyak. Seseorang yang sering mengikuti berbagasi macm seminar juga
memungkinkan seseorang tersebut memiliki
knowledge yang lebih
banyak.
2.4 Hambatan
dari Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Permasalah
dibidang pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan ini cukup banyak. SKN tahun 2009 telah mengidentifikasi
permasalahan strategis SDM kesehatan yang dihadapi saat ini dan kedepan yaitu :
a. Pengembangan
dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan belum dapat memenuhi kebutuhan
Sumber Daya Manusia untuk pemangunan kesehatan.
b. Perencanaan
kebijakan dan program Sumber Daya Manusia Kesehatan masih lemah dan belum
didukung system informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan yang memadai.
c. Masih
kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan berbagai jenis Sumber Daya
Manusia Kesehatan. Kualitas hasil pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatandan
pelatihan kesehatan pada umumnya masih belum memamadai.
d. Daya
pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, pemertaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan berkualitas masih kurang. Pengembangan karier, system penghargaan dan
sanksi belum sebagaimana mestinya. Regulasi untuk mendukung S Sumber Daya
Manusia Kesehatan kesehatan masih terbatas.
e. Pembinaan
dan pengawasan Sumber Daya Manusia Kesehatandan dukungan Sumber Daya Manusia
Kesehatan masih kurang.
Selain permasalah diatas, berbagai
permasalahn umum dalam Sumber Daya Manusia Kesehatan di Indonesia antara lain
a. Lemahnya
kebijakan tentang Sumber Daya Manusia Kesehatandan implementasinya.
b. Kurangnya
kuantitas dan kualitas v
c. Rendahnya
mutu dan jumlah pendidikan dan pelatihan untuk Sumber Daya Manusia Kesehatan
d. Kuranmgnya
akses terhadap sumber pengetahuan dan infornasi
e. Rendahnya
motivasi kerja
f. Lemahnya
pembinanaan terhadap Sumber Daya Manusia Kesehatan
Adanya sanksi yang kurang tegas
dari atasan.
2.5 Perencanaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan
Perencanaan
tidak terkepas dari aktivitas individu maupun organisasi. Pada organisasi yang
berskala besar maupun kecil, perencanaan merupakan hasil dari pengembangan
organisasi tersebut. Semakin besar suatu organisasi, maka semakin kompleks pula
tugas perencanaan yang harus dilakukan. Dalam perencanaan, kita dituntut untuk
mennetukan tindakan masa depan yang tepat dengan menyediakan alternative
pilihan melalui suatu proses. Setidaknya kita sudah memilki gambran arah
pengembangan atau target organisasi yang kita ikuti. Setelah itu kita tentukan
pilihan tindakan yang akan kita lakukan dengan menyediakan rasional dari masing
– masing pilihan tersebut.
Perencanaan
di bidang kesehatan menurut Green. A 1999 terbagi menjadi dua yaitu :
a. Perencanaan
aktivitas
Merupakan
perencanaan yang berhubugan denganpengaturan jadwal dan kerangka kerja yang
bisa dimonitor untuk implementasi sebelum aktivitas dilakukan.
b.
Perencanaan Alokatif
Merupakan
perencanaan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan tentang bagaiman
seharusnya sumber daya dialokasikan. Perenacanaan alokatif sangat sering dipakai di bidang
kesehatan. Komponen terpenting dari perencanaan alokatif tersebut ialah
a)
Kemana kita akan pergi
? ( tujuan dari pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan )
b)
Dengan apa ? ( sumber
daya apa saja yang digunakan untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia Kesehatan
)
c)
Bagaimana ? (
implementasinya sesuai dan efisien )
d)
Kapan? ( kapan
pengembangan kesehatan dimulai dan kapan tercipta Sumber Daya Manusia Kesehatan
yang berkualitas
e)
Tingkat formalisasi
dari proses ( jelas, sistematis, dan sesuai metode ) dari proses.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari
uraian di atas dapat diambil kesimpulan:
1.
Sumber Daya Manusia Kesehatan
adalah semua orang yang
kegiatan pokoknya ditujukan untuk meningkatkan kesehatan. Mereka terdiri atas
orang – orang yang memberikan pelayanan kesehatan seperti dokter, perawat, apoteker, manajemen, serta tenaga
dukungan seperti bagian keuangan, sopir ambulance, dsb.
2.
Secara garis besar
perbedaan kualitas kerja antara lulusan S1 dan D3 dapat tergambarkan melalui
table perbedaan dibawah ini
Tabel
Perbedaan
|
|
Lulusan
Diploma 3
|
Lulusan
Strata 1
|
·
Lebih banyak
mempelajari skill kerja di bidang kesehatan .
·
Teori yang biberikan
hanya 40 % sedangkan untuk juga praktikum
60 %
·
Banyak pengenalan –
pengenalan imu – ilmu dasar tentang kesehatan di bidang akademik yang tidak diajarkan
·
Lebih banyak dilatih
ketrempilan mejadi praktisi sehingga lulusan D3 ini diharapkan siap kerja
karena seudah memiliki keahlian
·
Pembekalan praktik
lebih banyak
·
Oriantasi lebih ke
manajemen penanganan pasien yang membutuhkan keterampilan
|
·
Lebih banyak
mempelarai pengetahuan – pengetahuan di
bidang kesehatan
·
Teori yang diberikan
lebih banyak yakni 60 % dan praktikum hanya 40 %
·
Mempelajaripengenalan
ilmu ilmu dasar di bidang kesehatan
·
Lebih diarahkan ke
bidang riset dan disiapkan untuk melanjutkan ke bidang yang lebih tinggi
sampai jenjang akademis doctor à
dilatih untuk untuk menjadi akademisi, ahli, dll.
·
Mendapatkan
pendalaman teori yang kuat dan memilikin kemampuan anal;isis mendalam
sehingga cara berpikir lebih sistematis serta lebih kritis
·
Orientasi lebih ke
manajemen pengembangan dan perencanaan kesehatan.
|
3. Aspek
penilaian dilihat dari segi attitude, skill, ability dan knowledge
·
Attitude
Attitude
merupakan sikap, tingkah lau atau perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungan ataupun berkomunikasi dengan orang lain. Attitude ini sangat
diperlukan dalam kehidupan sehari – hari . seseorang yang bersikap sopan santun
belum tentu memiliki attitude yang bagus, sebaliknya seseoramng yang memilki
attitude yang tinggi belum tentu juga memilki sopan santun. Sehingga diperlukan
keseimbnagan antara attitude dan sopan santun agar setiap manusai bisa menjadi
manusia yang bermoral baik.
·
Skill
Secara
garis besar skill ini sama dengan keahlian. Namun secara teoritis skill
meraupakan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang sifatnya spesifik,
focus, namun dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untuk mempelajarinya dan
dapat dibuktikan. Skill apapun
dapat dipelajari namun membutuhkan dedikasi yang kuat untuk mempelajari ilmu
tersebut seperti perlunya mental positif, semangat motivasi, waktu dan
terkadang uang.
·
Ability
Pengertian
ability sama dengan kemampuan yakni kecakapan atau potensi seseorang untuk
menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu
pekerjaa. Dengan kata lain ability ini merupakan suatu penilaian atas tindakan
seseorang. Sama halnya dengan skill ability ini juga dibagi menjadi secara garis
besar yakni ability of intellectual dan ability of physic. Ability of
intelektuan atau kemapuan intelektual merupakan kemampuan nerpikir, nlar, dan
memecahakan masalah. Ability of physic merupakan kekuatan ataupun stamina yang
dimiliki seseorang dlam menyelesaikan tugas.
Penilaian
yang ditinjau darti aspek ability dapat dilihat dari penyelesain terhadap tugas
yang diberikan dan hasil dari penyelesaian tugasnya merupakan tolak ukur dari
kemampuan yang dimilliki.
·
Knowledge
Pengetahuan (knowledge) adalah
sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan pancaindra, dan
diolah oleh akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan bersifat
spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan
yang dimiliki manusia dengan realitas yang ada pada objek. Tingggi rendahnya
pengetahuan yang dimiliki seseoarang dapat dinilai melalui tes wawancara
tentang kesehatan untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan yang dimilki di
bidang kesehatan. Bisa juga dengan cara memberikan soal – soal dengan cara
member jawaban yang paling benar. Masa kerja yang lebih lama juga memungkinkan
seseorang memilki ilmu yang lebih bnyak karena informasi yang diperoleh juga
lebih banyak. Seseorang yang sering mengikuti berbagasi macm seminar juga
memungkinkan seseorang tersebut memiliki
knowledge yang lebih banyak
4. Permasalah
dibidang pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan ini cukup banyak. SKN tahun 2009 telah mengidentifikasi
permasalahan strategis SDM kesehatan yang dihadapi saat ini dan kedepan yaitu :
a. Pengembangan
dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan belum dapat memenuhi kebutuhan
Sumber Daya Manusia untuk pemangunan kesehatan.
b. Perencanaan
kebijakan dan program Sumber Daya Manusia Kesehatan masih lemah dan belum
didukung system informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan yang memadai.
c. Masih
kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan berbagai jenis Sumber Daya
Manusia Kesehatan. Kualitas hasil pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatandan
pelatihan kesehatan pada umumnya masih belum memamadai.
d. Daya
pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, pemertaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan berkualitas masih kurang. Pengembangan karier, system penghargaan dan
sanksi belum sebagaimana mestinya. Regulasi untuk mendukung S Sumber Daya
Manusia Kesehatan kesehatan masih terbatas.
Pembinaan
dan pengawasan Sumber Daya Manusia Kesehatandan dukungan Sumber Daya Manusia
Kesehatan masih kurang.
5. Perencanaan
di bidang kesehatan menurut Green. A 1999 terbagi menjadi dua yaitu :
a. Perencanaan
aktivitas
Merupakan perencanaan yang berhubugan
denganpengaturan jadwal dan kerangka kerja yang bisa dimonitor untuk
implementasi sebelum aktivitas dilakukan.
b.
Perencanaan Alokatif
Merupakan perencanaan yang
berhubungan dengan pengambilan keputusan tentang bagaiman seharusnya sumber
daya dialokasikan. Perenacanaan alokatif
sangat sering dipakai di bidang kesehatan
3.2 Saran
Penyusunan kebutuhan SDM kesehatan
mutlak dalam konteks penyusunan pengembangan SDM, namun perlu memperhatikan
kekuatan dan kelemahannya. Metode penyusunan rencana kebutuhan SDM kesehatan
harus mempertimbangkan skill,ability,knowledge,attitude
dari petugas kesehatan dalam upaya pelayanan
kesehatan yang bermutu dan berkualitas.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Hasibuan,
Malayu. 2003. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Ed.6. Bumi Aksara : Jakarta
2. Kurniati, Ana dan Ferry Effendi. 2012 . Kajian SDM Kesehatan di Indonesia.
Salemba Medika : Jakarta Selatan
Astiena, dr. Adila Kasni, MARS . 2009 . Materi Kuliah Sumber Daya Manusia Kesehatan. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas.
Sangar maaaaaas :D
BalasHapushaha copasen lak butuh
Hapus