Perkembangan oklusi gigi geligi sulung (primary dentition)
melalui masa gigi pergantian (mixed dentition/ trantitional dentition)
ke masa gigi permanen (permanent dentition) merupakan rangkain peristiwa
yang terjadi secara teratur dan pada waktu tertentu. Peristiwa ini akan
menghasilkan oklusi yang fungsional, estetis dan stabil. Namun, jika rangkaian
ini terganggu maka akan muncul masalah yang dapat mempengaruhi hubungan oklusal
gigi permanen. Jika gangguan ini terjadi, maka tindakan korektif diperlukan untuk
memperbaiki proses perkembangan oklusi ke arah normal (Sartika, 2002).
Perawatan pada tanggal prematur gigi sulung memerlukan
perhatian bagi para klinisi sebab perawatan yang tidak baik akan memberikan
pengaruh pada perkembangan sampai remaja (Proffit & Fieids, 1999).
Penanganan pada waktu yang tepat akan mempertahankan ruang untuk pertumbuhan
gigi permanen (Mc Donald et al., 2004). Apabila tidak didapatkan space
loss setelah tanggal prematur, space maintainer adalah perawatan
yang tepat karena erupsi gigi permanen penggantinya masih lama. Bila sudah
terjadi space loss, diperlukan evaluasi untuk menentukan apakah
diperlukan perawatan dengan space maintainer, space regainer atau
tidak dilakukan perawatan (space control) (Wibowo & Nuraini, 2008).
Tanggal Prematur Gigi Sulung
Tanggal prematur gigi sulung menyebabkan gigi permanen yang
akan tumbuh tidak mempunyai petunjuk sehingga sering salah arah dan
mengakibatkan migrasi gigi tetangga. Rahang juga akan mengalami penyempitan,
akibatnya tidak cukup untuk menampung semua gigi dalam susunan yang teratur.
Hal ini menyebabkan gigi menjadi berjejal atau susunan gigi menjadi tidak
beraturan. Selain itu, tanggal prematur juga dapat mengakibatkan terjadinya
perubahan hubungan oklusi. Jika gigi sulung tanggal terlalu dini, maka gigi
permanen penggantinya juga akan erupsi lebih cepat atau lebih lambatt karena mengerasnya
gingival (Andlaw & Rock, 1992).
Tanggal prematur pada gigi sulung akan mengakibatkan gigi
tetangganya bergeser. Ggi akan cenderung bergeser ke arah mesial karena adanya
fenomena “mesial drifting tendency” dan gaya dari gigi posterior yang
akan erupsi pada anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan.
Akibat dari kehilangan gigi sulung juga dapat menyebabkan terjadianya
pergeseran midline, gigi berjejal, perubahan pada lengkung rahang dan
kehilangan ruangan untuk gigi permanen pengganti gigi sulung (Poerwanto, 2009).
Space Maintainer
Space maintainer merupakan alat yang digunakan untuk
menjaga ruang akibat kehilangan dini gigi sulung, alat ini yang dipasang
diantara dua gigi. Ruang yang terjadi akibat gigi tanggal prematur perlu
dipertahankan sebelum gigi tetangga bergeser ke diastema. Untuk mencegah agar
ruangan tersebut tidak ditempati gigi-gigi yang berdekatan perlu dipasang
piranti yang disebut space maintainer (AAPD, 2009; Rahardjo, 2009).
Fungsi dari space maintener adalah: (a) mencegah
pergeseran dari gigi ke ruang yang terjadi akibat pencabutan dini; (b) mencegah
ekstrusi gigi antagonis dari gigi yang dicabut dini; (c) memperbaiki fungsi
pengunyahan akibat pencabutan dini; dan (d) memperbaiki fungsi estetik dan
bicara setelah pencabutan dini (Moyers, 1972).
Ada berbagai macam tipe space maintainer, yang secara
umum bisa dikelompokkan menjadi dua katagori, lepasan dan cekat (Foster, 1997).
Klasifikasi space maintainer menurut Snawder 1980 adalah (a) space
maintainer cekat dengan band, (b) space maintainer cekat
tanpa band atau dengan etsa asam, (c) space maintainer lepasan
dengan band atau semi-cekat, (d) space maintainer lepasan tanpa band,
(e) space maintainer fungsional atau dapat dikunyah, dan (f) space
maintainer non fungsional (Hprimaywati, 2008; AAPD, 2009).
Menurut Finn (1962), tipe space maintainer dapat
dikelompokkan menjadi 5 (lima) jenis space maintainer yaitu;
- Space maintainer lepasan (removable), cekat (fixed) dan semi cekat (semi-fixed)
- Space maintainer dengan band dan tanpa band
- Space maintainer fungsional dan non fungsional
- Space maintainer aktif dan pasif
- Space maintainer kombinasi dari tipe di atas
Moyers menyatakan bahwa kehilangan dini gigi sulung terjadi
apabila gigi sulung tanggal sebelum waktu erupsi gigi permanen. Tulang
terbentuk kembali di atas gigi permanen yang belum erupsi sehingga menunda
erupsi gigi permanen. Pada umumnya semakin dini gigi sulung dicabut, semakin
besar kemungkinan pergerakan gigi geligi. Namun erupsi lebih lanjut dari
gigi-gigi antagonis akan membatasi pergerakan tersebut (Andlaw & Rock,
1992).
Tanggal prematur gigi sulung insisif akan mempengaruhi
estetik dan hanya sedikit berpengaruh terhadap gigi permanen. Tanggal prematur
gigi kaninus dan molar akan menyebabkan terjadinya mesial drift pada
gigi sebelahnya dan distal drift pada gigi depan, sehingga mengakibatkan
gigi permanen tumbuh tidak pada tempatnya (Poerwanto, 2009). Menurut Hofding
dan Kisling (1978), kehilangan dini pada gigi molar satu sulung pada maksila
akan menyebabkan berjejalnya gigi posterior dan kehilangan ruang pada
mandibula, sedangkan kehilangan gigi molar dua sulung baik pada maksila maupun
mandibula akan mengakibatkan perubahan arah horizontal dari hubungan molar
permanennya (Poerwanto, 2009).
Gigi yang paling sering tanggal prematur adalah molar kedua
sulung terutama rahang bawah akibat karies. Dampak yang ditimbulkan adalah
gigi-gigi yang berdekatan bergeser ke arah diastema, molar pertama permanen
bergeser ke mesial dengan cepat dan kadang-kadang dapat menempati seluruh
ruangan bekas molar kedua sulung. Akibat selanjutnya adalah ruangan bekas molar
kedua sulung akan menyempit sehingga mungkin tidak cukup tempat untuk premolar
kedua. Premolar kedua biasanya erupsi ke arah lingual karena benihnya ada di
lingual atau kalau tempatnya sangat sedikit premolar kedua tidak bisa erupsi
(Ngan et al., 1999; Rahardjo, 2009).
Gigi sulung merupakan space maintainer yang paling
baik, ketika space maintainer alami ini mengalami tanggal prematur, maka
perawatan dengan menjaga ruang tersebut (management space) untuk
perkembangan lengkung rahang harus segera dilakukan. Perawatan kehilangan
prematur pada gigi sulung dilakukan dengan memperhatikan ada atau tidaknya
kelebihan ruangan dalam lengkung gigi. Pada lengkung gigi dengan ruangan yang
cukup, perawatan kehilangan prematur gigi sulung dilakukan dengan pemasangan space
maintainer atau gigi tiruan. Waktu yang tepat untuk penggunaan space
maintainer adalah segera setelah kehilangan gigi sulung. Hal ini
disebabkank kebanyakan kasus terjadi penutupan ruang setelah 6 bulan kehilangan
gigi (Sungkar & Hayati, 2007; Bratanata & Hayati, 2009).
Space maintainer digunakan untuk mempertahankan
ruang bekas pencabutan, tetapi penggunaan space maintainer terkadang
menimbulkan kerusakan pada jaringan lunak mulut terutama pada penggunaannya
dalam waktu yang lama Karena itu, indikasi dan kontra indikasinya harus
diperhatikan dengan baik agar perawatan dapat berhasil sesuai dengan yang
diharapkan (Andlaw & Rock, 1992; Hprimaywati, 2008).
Sumber: dentosca.wordpress.com
Sumber: dentosca.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar